Monthly Archives: April 2017

Surat Cintaku

Standar

Bersyukurnya diriku berdampingan dengan tetesan air mata kerinduan

Pancaran wajah indah, terbayang kembali dalam angan diri

Suara khas bersholawat itu terindukan dalam sanubari

Bila berkesempatan…aku ingin kembali memeluk, mencium kembali sang pengisi hati

Benar sejujurnya…aku terlanjur jatuh cinta

Rinduku bagai tiada terbendung

Perpisahan itu yang menyesakan hati, membutakan mata

Rindu yang seringkali membuat jatuh butiran air mata

Sayat-sayat suaranya yang menentramkan kalbu itu, aku rindu..benar-benar rindu

Aku jatuh cinta hingga begitu sulit tuk bangkit melupakannya

 

Gusti Allah..

Aku merindukannya

Jemarinya yang dahulu mencium tanganku dengan sopan, dengan lembut sembari mengucapkan Assalamualaikum

Tetap setiaku menanti kesempatan bertemu sang pujangga hati

Obat penenang ceritan dalam diri

Sang cinta yang tak kusanggka telah bersemayam dalam pribadi

Suaranya dalam belajar tuk beribadah padaMu ya Allah

Geraknya, sikap lembutnya…menentramkan jiwa dan ragaku

Aku yang merindukan tangis, tawa, suara, segalanya yang ada pada dirimu

 

Ya Rabb

Jatuh cinta ini sangat berbeda dan sangat mendalam membekas dihati

Kerinduan ini teringat saat ia bersholawat “Ya Rasulullah salamun alaik..ya Rofii asya ni wadarojii……”

Sangat jelas aku mendambakannya

Cintaku pada sikap mereka yang tiada malu belajar menuntut ilmu..

Belajar beribadah kepadaMu ya Rabb

 

Cintaku..

Anak-anak Madrasah Diniah yang telah berhasil merenggut rasa cinta dan kasihku

Cintaku begitu besar hingga kalian selalu terbayang..susah tuk terlupakan..

 

Ternyata inilah rasa cinta..bukan untuk laki-laki idaman namun cinta itu untuk anak-anakku yang berhasil membuatku takluk kagum dengan ilmu, kegigihan mereka..

Teruntuk cinta kasihku: Santri-santri Madrasah Diniah (MADIN) Al Hikmah, Dsn. Krajan, Ds. Karangmojo, Klego Boyolali

 

 

Karena Perempuan Itu Istimewa

Standar

Dalam perjalanan hidup ini, Husna sering dihadapkan dengan segala hal. Dulu, Husna sering mengeluh pada segalanya. Kenapa hidup Husna seperti ini, kenapa tidak seperti mereka, kenapa seperti ini, itu…

Seiring berjalannya waktu..jawaban itu mulai terbuka sedikit demi sedikit.

Sungguh yang Husna rasakan ketika dekat dengan Gusti Allah membuat Husna selalu terasa tenang.

Jauh berbeda ketika dulu ketika iman Husna turun, dan segalanya terasa sulit.

Dan teringat selalu, tiap Husna menengadahkan tangan. Husna sering meminta untuk didekatkan pada segala kebaikan dan dijauhkan pada segala keburukan. Termasuk soal asmara.

Berpacaran?

Dulu Husna pernah berpikiran demikian. Namun ternyata waktu yang menjawab, dan Gusti Allah ternyata membenci hal tersebut. Dan cukuplah.

Doa Husna, semoga dapat diistiqomahkan untuk menjadi perempuan yang jauh lebih baik untuk masa yang akan datang. Teruntuk ibadah kepada Allah, untuk jodoh Husna, serta untuk anak-anakku kelak.

Beberapa pertanyaan yang dilontarkan.

Kenapa Husna harus berhijab?

Karena Aurat berhak hanya untuk mahramku. Pelan-pelan tapi pasti InsyaAllah.

Kenapa perempuan harus berpendidikan tinggi?

Karena perempuan adalah madrasah pertama untuk anak kita kelak.

Kenapa harus jadi sholeha?

jawabannya, bila belum menikah semoga mendapatkan jodoh yang soleh, remember jodoh kita adalah cerminan diri kita. Tak perlu berpikir terlalu tinggi yang penting sesuai dengan apa yang dapat kita gapai dan jalani. InsyaAllah akan dimudahkan segalanya

Bila sudah menikah, insyaAllah dapat menyempurnakan ibadah suami kita

Sama-sama saling mengingatkan, dan selagi ada kesempatan, ayo ukhti, sahabatiku..mari bersama berjuang, belajar menjadi seorang wanita yang sesuai dengan apa yang Allah perintahkan. Dan semoga segalanya dapat diberi kelancaran. Aamiin.

Karena Mereka

Standar

Ketiga sosok itu yang semakin lama membuatku takut. Satu orang berumur 25 tahun dengan tinggi badan sekitar 168’an berkulit sawo matang dan berbadan standar (tidak gemuk juga tidak kurus). Yang satu berumur 22 tahun berbadan gemuk dan tinggi sekitar 165’an. Dan laki-laki terakhir berbadan kurus dengan tinggi 171.

Mereka bertiga yang aku semakin lama makin mengenal mereka semakin membuatku khawatir, tiap kali mengingat mereka bagai badan ini gemetar dan sering pula sampai meneteskan air mata. Tetesan air mata karena sikap, perilaku mereka padaku.

Hal yang tak pernah terbayang di diriku dapat aku dapatkan. Ada apa dengan mereka…

Kenapa pula gusti Allah mempertemukan aku dengan mereka bertiga..

Karena mereka pula aku bagai tak pernah bisa bebas di duniaku sekarang ini.

 

Kriwul, Laki-laki yang aku kenal 4 tahun lalu. Dia adalah laki-laki pertama yang aku kenal. Laki-laki yang paling sering membutku jengkel pada apa yang ia lakukan. laki-laki yang sering membuat aku menangis. Dari ketiga laki-laki tersebut dialah yang paling teringat dalam pikiranku.

Ndut, laki-laki ini yang sering mengajakku emosi karena egonya, sikapnya, perkataannya, sifatnya, dan segala hal yang selalu membuat aku semakin memanas tiap kali bertemu dengannya. Dulu sering aku menarik rambutnya karena kejengkelanku padanya.

Cungkring, laki-laki ini bagai lawan tandingku. Ketika berdiskusi dengan teman lain dialah yang paling ingin aku kalahkan. ya..meski dia pintar dalam berdialegtika tapi aku harus lebih pintar darinya. ya I can do!!!

 

Gusti Allah Maha Adil, dan Maha Segalanya..

Thanks Allah, Ya Rabb. My Love, My God

 

Ketiga laki-laki yang sering membuatku jengkel, marah, hingga menangis adalah sahabat-sahabatku.

Bersyukurnya aku dipertemukan dengan mereka bertiga. Sesosok yang menghiburku hingga seringkali aku harus meneteskan airmata karena bahagiannya aku.

Setelah hampir empat tahun ini aku bersama mereka dan tinggal menunggu waktu tuk wisudaku. Harapanku adalah aku tetap bisa bersama mereka. Sosok hebat yang selalu mengagumkan, menjengkelkan, dan menarik.

Bila boleh aku meminta… aku tak ingin waktu berputar cepat. Aku tak ingin dipisahkan oleh pahlawan, keluarga, saabatku. Kalian bertiga yang selalu mengisi kekosongan dalam hidupku. Thanks All. 

#P.M #M.R #A.W.U.Z